Friday 24 April 2015

Contoh soal dan Pembahasan Titik dekat dan Jauh Mata

Contoh Soal dan pembahasan Cermin dan Lensa
Titik dekat dan jauh mata
Titik dekat mata adalah  jarak terdekat seseorang untuk melihat benda secara jelas. Pada mata normal (tanpa kaca mata), titik dekat mata adalah 25 cm. sementara titik jauh mata (jarak terjauh seseorang untuk melihat benda secara jelas) adalah tak terhingga (~).
Titik jauh ataupun titik dekat menyiratkan negative dari jarak bayangan dengan mata.
Cacat Mata Miopi                                                                                                                                      
Penderita rabun jauh atau miopi, memiliki titik dekat sebesar <25 adalah="" benda="" cm="" dan="" dapat="" dekat="" dengan="" jarak="" jaraknya="" jauh.="" jauhnya="" jelas="" melihat="" miopi="" namun="" o:p="" penderita="" terhingga.jadi="" tidak="" titik="" yang="">
Contoh
Seorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda dengan jelas pada jarak lebih dari 80 cm. berapakah kuat lensa yang harus ia gunakan untuk dapat melihat benda dari jarak tak terhingga?
Jawab:
 Diketahui :
S’ = - 80 cm (titik dekat atau jauh adalah negative dari jarak bayangan dengan lensa)
S = ~
P = ?
Jawab:
P = 100 / f (dalam satuan cm)
Berarti kita jarus mencari nilai f terlebih dahulu.
1 / f  =  1/S + 1/S’
1/f = 1/~ + 1/- 80 cm
1/f = 0  + 1/- 80 cm
f = -80 cm
P = 100 / -80
P = - 1.25 dioptri
Cacat mata hipermetropi (rabun dekat)
Penderita rabun dekat tidak dapat melihat dengan jelas benda berjarak kurang dari titk dekatnya. Dimana titik dekatnya adalah lebih dari 25 cm. namun penderita rabun dekat memiliki titik jauh tak terhingga.            

Contoh soal:
Seorang penderita rabun dekat tidak dapat melihat dengan jelas benda berjarak kurang dari 75 cm dari matanya. Jika orang tersebut ingin melihat benda dari jarak normal (25 cm). berapakah kuat lensa yang harus ia gunakan?
Jawab:
Diketahui:
 Titik dekat = S’ = - 75 cm
S = 25 cm
Ditanya:
Kuat lensa (P)
P = 1/f
1/f = 1/S + 1/S’
1/f = 1/25 cm + 1/-75 cm
1/f = (3 – 1) / 75 cm
       = 2 / 75
P = 100/f = 200/75
P = 2.7 dioptri.
Menghitung titik focus lensa.
1/f = (n2 /n1 - 1)(1/R1 + 1/R2)
Ingat, untuk bidang cembung R1 maupun R2 adalah +. Sementara bidang cekung adalah – . dan untuk bidang datar adalah ~.
Contoh soal
Sebuah lensa tipis cembung – cekung memiliki jari – jari 20cm dan jari - jari permukaan cekungnya adalah 40 cm terbuat dari kaca dengan indeks bias 1.54 cm. hitunglah panjang focus lensa tersebut dan nyatakanlah apakah lensa tersebut adalah lensa divergen atau konvergen.
Diketahui:
R1 = 20 cm
R2 = - 40 cm
N2 = 1.54
Masukkan ke rumus    
 1/f = (n2 /n1 - 1)(1/R1 + 1/R2)
       = (1.54/1 – 1)(1/20 + 1/ -40)
       = (0.54)(1/40)
    f = 74.07 cm karena f adalah + maka lensanya cembung.
Kuat lensa gabungan
Jika 2 atau lensa disatukan maka kuat lensa akan mengikuti persamaan.
∑P = P1 +P2 +P3 +……….
Contoh soal:
2 lensa tipis didekatkan dan digabungkan. Jika masing – masing kuat lensa tersebut adalah +2.0 dioptri dan – 1.0 dioptri. Berapakah titik focus lensa gabungan?
Jawab:
P1 =  +2.0 dioptri
P2 = – 1.0 dioptri
 ∑P = P1 +P2 +P3 +……….
 ∑P = +2.0  + – 1.0
  ∑P = + 1.0 dioptri
P = 1/f
+1 = 1/f
f = 1 meter
susunan dua lensa dengan sumbu utama berhimpit
jika sebuah benda diletakkan pada 2 lensa yang dipisahkan oleh jarak d dengan sumbu utama berimpit. Maka, bayangan didepan lensa adalah benda bagi lensa kedua.
Contoh soal
Sebuah benda yang tingginya 1 cm diletakkan 10 cm di depan sebuah lensa cembung yang memiliki titik focus 30 cm. pada jarak 25 cm dibelakang lensa itu diletakkan lensa cembung kedua dengan titik focus 8 cm. jika sumbu utama lensa tersebut berimpit maka tentukan
Letak bayangan akhir, perbesaran total, tinggi bayangan akhir dan sifat bayangan akhir.
Diketahui:
S1 = 10 cm
F1 = 30 cm
H1 = 1 cm
F2 = 8 cm
D = 25 cm
Letak bayangan akhir  
Pertama kita tentukan dulu letak bayangan 1 yang akan menjadi benda bagi lensa 2
1 / f1`=  1/S1 + 1/S1
1/30 cm = 1/10 cm+ 1/S1
1/S1’ = 1/30 cm – 1/10 cm
Maka S1’ adalah – 15 cm tanda negative menunjukkan bayangan maya berarti terletak 15 cm di depan lensa 1.
Berarti jarak bayangan 1 (benda 2) dari lensa 2 adalah 15 cm + 25 cm = 40 cm
1 / f2`=  1/S2 + 1/S2
1 / 8 cm= 1/40 cm + 1/S2
1/S2’ = 1 / 8 cm – 1/40 cm
S2’ =  +10 cm maka bayangan 2 terletak 10 cm dibelakang lensa 2 atau 35 cm dibelakang lensa 1.
Perbesaran total
Mtot = h2’ / h1 = S1’ x S2’ / S1 x S2
Mtot = – 15 x / 10 cm / 10 cm x 40 cm
         = - 3/8 tanda negative menunjukkan bayangan akhir adalah nyata.
Tinggi bayangan akhir
Mtot = h2’ / h1
- 3/8 = h2’ / 1 cm

Maka tinggi bayangan akhir adalah - 3/8 cm tanda negative menunjukkan bahwa bayangan terbalik pada arah semula.

1 comment:

  1. Cara nyari tau titik dekat mata gimana ya? Kalau cuma dikasih tau dioptrinya

    ReplyDelete